Posts Tagged With: psak-ifrs

Konvergensi IFRS menuju Internasionalisasi


Apa IFRS itu?

IFRS (International Financial Reporting Standard) adalah standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh IASB (International AccountingStandard Board).

Di mana disusun oleh 4 organisasi utama dunia yaitu

  • (IASB) Badan Standar Akuntansi Internasional
  • (EC) Komisi Masyarakat Eropa
  • (IOSOC) Organisasi Internasional Pasar Modal
  • (IFAC) Federasi Akuntansi Internasional

Standar yang diterbitkan?

Setelah tahun 2001:

  • International Financial Reporting Standard (IFRS)
  • Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)

Sebelum tahun 2001 :

  • International Accounting Standard (IAS)
  • Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC)

Sebelumnya IFRS ini lebih dikenal dengan nama International Accounting Standards (IAS). Di benua Amerika, hampir semua negara di Amerika Latin dan Kanada mengadopsi IFRS. Di Eropa, negara-negara selain Uni Eropa seperti Turki dan Rusia juga telah mengadopsi IFRS secara penuh. Negara2 Asia yang telah mengimplementasi IFRS : India (2011-2014),Indonesia(2012), Malaysia(2012), Korea(2012), Jepang (2010-2015), Thailand (2011-2015). Sedangkan negara-negara Australia, Hongkong dan Singapore sudah menerapkannya lebih 90 persen. Sebagian besar negara anggota G20 juga merupakan pengadopsi IFRS.

Penggunaan IFRS sebagai standar akuntansi internasional semakin meningkat. Tercatat lebih dari 120 negara sudah melakukan konvergensi ke IFRS. Negara-negara lain juga mulai mengadopsi secara bertahap untuk melakukan konvergensi maupun adopsi penuh IFRS. Terdapat beberapa terminologi untuk menggambarkan tingkat implementasi IFRS (Warsono, 2011), yaitu:

  1. Harmonisasi; standar nasional dan IFRS merupakan dua standar yang berbeda tetapi terdapat kesepakatan untuk menjaga keserasian antar keduanya.
  2. Adaptasi; standar nasional diusahakan menyesuaikan diri dengan IFRS.
  3. Konvergensi; Standar nasional dan IFRS yang berasal dari titik awal berbeda menuju satu standar yang memiliki karakteristik umum yang dimiliki oleh kedua standar tersebut.
  4. Adopsi; standar nasional, kecuali jika sudah sama dengan IFRS, ditinggalkan dan berpindah menuju IFRS sepenuhnya.

Pentingnya Standar Akuntansi Internasional

Alasan perlunya Standar Akuntansi International antara lain: Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

Indonesia perlu konvergensi PSAK-IFRS

Kita tidak bisa menolak arus globalisasi karena bagaimanapun juga agar negara kita dapat disetarakan dalam kegiatan perekonomian internasional, dan dalam pembuatan laporan keuangan yang dapat diakui secara internasional. Dapat dilihat dari semakin banyaknya investasi asing yang masuk ke Indonesia. Di mana kita harus siap bersaing dengan tenaga asing, khususnya akuntan luar negeri yang akan berdatangan sehubungan akan tingginya permintaan akuntan berstandar internasional. Secara tidak langsung negara kita pun tidak mau ketinggalan dalam bersaing oleh karena itu kita harus segera mengejar target konvergensi IFRS tersebut.

Konvergensi IFRS di Indonesia

Akuntansi di Indonesia mulai berkembang semenjak adanya undang-undang tanam paksa dihapuskan. Penghapusan tersebut membuka peluang pada perkembangan penanaman modal pengusaha swasta Belanda.

Pada awal perkembangannya, akuntansi di Indonesia menganut sistem kontinental seperti yang dianut Belanda saat itu. Sistem tersebut disebut juga dengan tata buku (Soemarso, 1992). Sejak tahun 1950, akuntansi mulai berubah dan mengacu pada sistem akuntansi yang dianut oleh Amerika, yaitu General Accepted Accounting Principles (GAAP).

Kemudian pada tahun 2008 pemerintah mencanangkan standar internasional, yaitu IFRS sebagai standar akuntansi Indonesia yang baru dengan perkiraan penerapan secara penuh akan terjadi pada tahun 2012.

Pemerintah, melalui Bapepam-LK dan Kementrian Keuangan sangat mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS karena hal tersebut dinilai sejalan dengan salah satu kesepakatan pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G20, yaitu menciptakan satu set standar akuntansi berkualitas yang berlaku secara internasional.

Konvergensi ini pun merupakan salah satu rekomendasi dalam Report on the Observance of Standards and Codes on Accounting and Auditing yang disusun oleh assessor World Bank yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari Financial Sector Assessment Program (FSAP) (BAPEPAM LK, 2010).

“Pengadopsian standar akuntansi internasional kedalam standar akuntansi domestik bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan akan item-item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula”

Pengadopsian standar akuntansi internasional kedalam standar akuntansi domestik bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan akan item-item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula. Manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan laporan keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan (Peterski, 2005).

Maka, rekomendasi konvergensi IFRS kedalam PSAK seperti yang disampaikan berbagai pihak memang beralasan. Saat ini PSAK sedang dalam proses konvergensi penuh dengan IFRS. Oleh karena itu, seluruh penyusunan dan pengembangan PSAK kedepan akan selalu mengacu pada IFRS.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) membagi tingkat pengadopsian IFRS kedalam lima tingkat, diantaranya:

  1. Full Adoption, keadaan dimana suatu negara mengadopsi seluruh standar IFRS dan menerjemahkan seluruh IFRS secara sama persis kedalam bahasa negara tersebut.
  2. Adopted, dimana IFRS di suatu negara telah diadopsi namun menyesuaikan dengan kondisi negara tersebut.
  3. Piecemeal, keadaan dimana suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS, yaitu nomor standar tertentu dan paragraf tertentu saja.
  4. Referenced (konvergence), dimana IFRS digunakan sebagai referensi. Standar yang ada mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
  5. Not adopted at all, dimana suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.

Program konvergensi IFRS, sesuai dengan rencana yang dicanangkan oleh IAI, dilakukan melalui tiga tahap, yakni:

(1) Tahap Adopsi, berlangsung sejak 2008 hingga 2010,

(2) Tahap Persiapan Akhir Penyelesaian Infrastruktur, berlangsung pada tahun 2011, dan

(3) Tahap Implementasi yang berlangsung pada tahun 2012.

Untuk menyukseskan adopsi penuh terhadap IFRS, DSAK telah meneatapkan roadmap. Pada tahun 2009, Indonesia belum mewajibkan perusahaan-perusahaan listing di BEI untuk sepenuhnya menggunakan IFRS, melainkan mengacu pada PSAK.

Namun pada tahun 2010 perusahaan yang memenuhi syarat dianjurkan untuk mengadopsi IFRS.

 

Konvergensi PSAK ke IFRS memiliki setidaknya tujuh manfaat, diantaranya adalah:

  1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan. Dengan menyamakan standar dengan standar yang telah berlaku secara internasional, maka kualitas standar yang telah berlaku akan meningkat.
  2. Mengurangi biaya SAK.
  3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
  4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
  5. Meningkatkan transparansi keuangan.
  6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
  7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Menarik Investasi Global

Investasi merupakan elemen yang penting dalam kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Dalam era globalisasi, investasi antar negara menjadi sangat mungkin dilakukan. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan Indonesia.

Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai lahan basah bagi tumbuhnya perekonomian secara pesat. Jumlah penduduk serta pola konsumsi masyarakat Indonesia pun menjadi daya tarik bagi investor global. Namun lebih jauh lagi, keadaan perusahaan-perusahaan calon investee merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh investor global.

Proses keputusan investasi merupakan proses pengambilan keputusan yang berkesinambungan. Proses tersebut terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus menerus hingga tercapai keputusan investasi yang terbaik.

Pertama, tahap penentuan tujuan investasi yang disesuaikan dengan masing-masing investor.

Kedua, tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi. Tahap ini terdiri atas pendistribusian dana yang dimiliki.

Ketiga, tahap pemilihan strategi portofolio, antara strategi aktif (peramalan dan pencarian kombinasi portofolio yang baik) dan pasif (mengikuti pasar).

Keempat, tahap pemilihan aset yang dimaksudkan dalam portofolio. Kelima, tahap pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

Tahapan yang dilalui oleh calon investor dalam melakukan investasinya tentunya dilakukan dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan karena dari laporan keuangan tersebut seluruh kegiatan perusahaan dan prospek perusahaan tersebut dapat terlihat.

Namun, kualitas laporan keuangan tentunya sangat dipengaruhi oleh standar akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan tersebut. Standar akuntansi yang berkualitas terdiri dari prinsip-prinsip komprehensif yang netral, konsisten, sebanding, relevan, dan dapat diandalkan yang berguna bagi investor, kreditor dan pihak lain untuk membuat keputusan alokasi modal (SEC, 2000, dalam Roberts, et al. 2005). Untuk menghadapi investor dari berbagai negara, sebuah perusahaan akan mendapat keuntungan jika menggunakan standar yang digunakan secara umum dan diterima secara global, yaitu IFRS.

“Untuk menghadapi investor dari berbagai negara, sebuah perusahaan akan mendapat keuntungan jika menggunakan standar yang digunakan secara umum dan diterima secara global, yaitu IFRS”

Dengan menyamakan standar, investor global akan lebih mudah melakukan interpretasi terhadap laporan keuangan perusahaan. Manfaat adanya suatu standar yang berlaku secara global:

  1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan yang berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal.
  2. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik.
  3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi.
  4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi (Immanuela, 2009).

Penelitian mengenai adopsi IFRS oleh Mir dan Rahaman (2004) di Bangladesh juga menunjukkan bahwa pihak yang paling membutuhkan adopsi IFRS dalam penyusunan laporan keuangannya adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek karena pihak ini merupakan sumber utama yang dipakai sebagai acuan dalam proses pengambilan keputusan bagi para pemakainya yang terdiri dari pihak perbankan, akuntan, pialang, para akademisi, pihak perpajakan, dan pihak analisis keuangan.

Saat perusahaan tersebut berhasil dalam proses adopsi IFRS, mereka akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, salah satunya adalah ketertarikan investor global untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Peterski (2006) melakukan penelitian lebih lanjut terhadap IFRS pada perusahaan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa pengaruh adopsi IFRS pada perusahaan terdiri dari dua aspek, yaitu pada manajemen perusahaan dan laporan keuangan perusahaan.

Dengan adopsi IFRS maka persyaratan pengungkapan item-item tertentu akan semakin tinggi dan mengakibakan nilai perusahaan pun semakin tinggi. Selain itu, adopsi IFRS akan meningkatkan akuntabilitas manajemen. Laporan keuangan pun dapat digunakan dalam pengambilan keputusan perusahaan karena informasi yang dihasilkan lebih relevan, krusial, dan akurat. Adopsi IFRS pun akan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan, dan beban perusahaan.

Dan juga akan membantu investor dalam mengestimasikan investasi pada perusahaan berdasarkan data-data laporan keuangan perusahaan pada tahun sebelumnya. Bahasa pelaporan keuangan yang sama memudahkan pemahaman investor dan bisa meningkatkan jumlah investor di Indonesia (Muliaman D. Hadad dalam seminar internasional IFRS Dinamics 2013 and Beyond).

“Bahasa pelaporan keuangan yang sama memudahkan pemahaman investor dan bisa meningkatkan jumlah investor di Indonesia”

Pengadopsian penuh IFRS di Indonesia akan berimbas pada peningkatan transparansi dan akuntabilitas dunia bisnis. Dengan keterbukaan informasi yang lebih baik, Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan pasar internasional sehingga meningkatkan jumlah investor.

Namun adopsi ini harus didukung dengan kesiapan berbagai profesi penunjang seperti notaris, aktuaris, penilai, dan akuntan publik. Dengan bantuan seluruh stakeholders, industri Indonesia dapat berdiri sejajar dengan dunia internasional.

Adopsi penuh terhadap IFRS memiliki setidaknya dua pengaruh terhadap keputusan investasi calon investor. Pertama, dengan menggunakan IFRS maka laporan keuangan akan lebih mudah diinterpretasikan karena menggunakan “bahasa” yang secara global digunakan. Kedua, IFRS dapat meningkatkan kepercayaan calon investor karena laporan keuangan disusun dengan menggunakan standar internasional.

 

Sumber dan Referensi :

https://maiyasari.wordpress.com/2012/04/20/alasan-perlunya-konvergensi-ke-ifrs-21/

https://www.selasar.com/ekonomi/konvergensi-ifrs-meningkatkan-investasi-di-indonesia

https://galuhwardhani.wordpress.com/2012/04/18/alasan-perlunya-konvergensi-ke-ifrs/

Categories: School Lessons, Sharing Knowledge | Tag: , , | Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.